Jumat, 22 Maret 2019

Pemeran Utama

Berbicara mengenai peran otakku mulai melayang layang mengamati langit langit kamarku yang kini warna putihnya menjelma menjadi keabu abuan. Begitulah yang bisa kubayangkan mengenai peran. Berbicara mengenai peran, setiap orang adalah pemeran utama dalam kisah dan ceritanya sendiri sendiri. Dialah tokoh utama yang akan menjalani cerita hidupnya sampai allah memintanya kembali pulang. Iya, pulang ketempat abadi yang sesungguhnya. Lalu apa hubungannya pemeran utama dengan kita? Tentu saja ada, kita pun juga berinteraksi, berkomunikasi dan menjalin relasi. Karena tidak luput dari sifat dasar manusia adalah bersosialisasi, makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk tetap bisa bertahan hidup memenuhi dan dipenuhi kebutuhannya oleh orang lain. Lalu, kemudian apa? Maksudku begini, tentulah masing masing dari dirimu, memiliki bagian bagian sendiri untuk berperan dalam kisah hidup orang lain,dalam perjalanan hidup orang lain, dan mungkin bisa turut andil dalam catatan amal hidupnya nanti , kelak dihari persidangan.

Tentu, setiap orang akan mengisi peran dalam dongeng dan kisah hidup orang lain. Entah sebagai anak, sebagai keluarga, teman,sahabat,suami, istri,rekan kerja dan berbagai macam peran lainnya yang ada didunia ini. Lalu apa tugas sebagai peran pengisi? Sama halnya dengan yang ada di televisi televisi, mengisi. Mengisi agar jalan ceritanya menjadi lebih baik, agar terlihat lebih menarik. Jadi, jika kamu dan masing masing dari dirimu diberi kesempatan untuk masuk kedalam hidup orang lain entah apapun peranmu, maka lakukan dengan baik ya. Agar orang lain yang sedang kau isi dengan peranmu saat ini, memiliki cerita yang indah, kesan yang indah, bahagia yang hakiki. Bukankah membahagiakan orang adalah pahala? Jadi mengapa memberi kesan tidak baik, pada kisah hidup orang lain? Lakukan kewajibanmu sesuai dengan peranmu. Berikan hak nya sesuai dengan kemampuanmu. Jadilah peran pengisi yang baik, yang memberi pengaruh positif pada tokoh utama agar tetap menarik. Menarik karena hal yang baik jauh lebih menenangkan kan? Daripada menarik karena sensasi buruk.

Mataku kembali melanglang ke sudut langit langit kamarku. Lalu apa yang terjadi jika peran yang kita isi di hidup orang lain menyisakan luka? Maka segeralah minta maaf padanya, mintalah kelapangan hati padanya. Agar dia memafkanmu dan kemudian berubahlah menjadi peran pengisi yang santun lagi menyenangkan. Dengar,energi positif itu menular pada siapapun yang kau temui jadi tetaplah menebar kebaikan dan energi positif itu. Jangan biarkan kesedihanmu,menularkan energi negatif. Lalu kau akan bilang, lalu bagaimana dengan cerita hidupku yang harus kau jalani sebagai kaulah pemeran utamanya?  Allah lah yang akan menjadi sutradaramu, jika kamu mempermudah urusan orang lain dengan memberi hak dan kewajiban, maka allah akan mempermudah segala urusanmu. Dengan menghadirkan berbagai oranh baik, untuk mengisi peran baik didalam hidupmu untuk mempermudah kegiatanmu. Untuk mempermudah urusanmu. Kau adalah hamba dari yang maha segalanya, lalu apa yang sedang kau takuti? Bagi Allah, mudah untuk melakukan apapun, apalagi hanya mempermudah segala urusanmu yang relatif kecil menurut Allah dan bukan apa apa dibandingkan dunia dan seisinya yang diatur Allah sedemikian rupa untuk membuatmu tetap hidup didunia ini. Jadi, jangan takut kurang untuk berbuat baik. Jangan, kukatakan sekali lagi. Kau tidak akan rugi melayani orang lain,dengan peranmu.

Aku tidak tau, apakah ceritamu akan selalu berakhir indah? Kurasa tidak. Berakhir tidak baik pun menurut kita belum tentu tidak baik menurut Allah lho. Jadi mulai sekarang, mari dirubah mind setnya mengenai apapun yang sedang membelenggu pikiranmu. Jangan biarkan batas batas negatif itu menahan pikiranmu untuk berpositif thinking pada saudaramu. Mari, berbagi peran dan mengisinya sesuai kapasitasmu. Karena jika kau mempermudah, maka kamu akan dipermudah. Kamu ikhlas, kamu tenang.