Selasa, 03 Januari 2017

Duka Apakah Ini?

                Ku buka mata perlahan melihat semuanya tak lagi sama. Merasa sesuatu yang tak biasa ku rasa. Ku rasa sepi beraroma kopi ditangan,bernada sunyi dan bertamengkan duka. Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Duka apa yang sedang kurasakan hingga tak mampu ku deskripsikan dengan bait kata yang akan ku tulis. Entahlah,semuanya begitu asing dan begitu sakit. Dadaku terasa sesak saat menyadari semua yang telah kujalani kini jauh berbeda. Setiap waktu memang berputar ,membawa setiap kenangan yang ada kepada dua pilihan, tetap ada atau tehapuskan. Memungkinkan terbentuknya suatu kenangan baru yang mungkin juga akan dilupakan. Semuanya memang sudah sangat berbeda. Aku merintih melirih merasakan sakit saat melepaskan dia bersama dengan orang lain. Aku meratap meluapkan apa yang ku rasakan saat membiarkan sahabatku lamaku pergi. Inikah kehidupan? Inikah yang tuhan katakan bahwa cinta diciptakan pada setiap jiwa manusia? Sesakit inikah mencintai seseorang?
                Semuanya begitu gelap sangat gelap seperti saat aku melepaskanmu hanya demi mencintai rabbku. Semuanya masih begitu perih saat aku melepaskan sahabat lamaku bersama dengan sahabat lamanya. Rasaku masih sama seperti saat aku tuliskan setiap lembar kata yang ada pada setiap draft yang ku buat. Rasanya masih ada. Rasa yang sama. Namun cerita dan waktunya sudah sangat berbeda. Duka apakah ini ? Begitu sakit saat mengingat kenangan kenangan indah yang seharusnya sudah terbuang begitu saja. Mengapa masih ada duka? Bukankah aku sudah mencoba merelakan segalanya,tuhan?Duka apakah ini? Bisakah kau jelaskan padaku tentang sakit yang kurasakan saat aku mengingat mereka yang sudah pergi?
                Ku diamkan diirku sejenak. Duduk tersungkur beralaskan lutut. Bertekuk meratapi apa yang sudah terjadi. Tak lama kemudian,ku rasakan air jatuh membasahi tanganku. Apa ini? Air matakah? Duka apa yang sebenarnya sedang ku rasakan hingga sakit dan air mata pun bertemu. Separah inikah dukanya hingga aku tak sadar bulir air mata jatuh menetes. Begitu pilu kisahku hingga aku tak bias merasakan sakit yang begitu membuat dadaku sesak dan mataku berkunang kunang. Sebegitu pilukah?

                Aku memang bukanlah orang yang ingin bertopengkan kepura puraan. Aku hanyalah seorang manusia yang hanya punya rasa. Mengandalkan cinta sebagai anugrah dari apa yang sudah tuhanku firmankan. Kesedihanku,kepiluanku dan kedukaanku juga menjadi bagian dari setiap jalan hidupku. Aku percaya akan ada hal indah yang akan kutemui setalah merasakan duka ini.Yang kutahui,rabbku begitu adil,dan tak pernah berbuat curang. Semua yang dilakukanNya adalah setiap keindahan yang bahkan kita masih belum bias mengerti. Aku sangat percaya akan ada anugrah tuhan yang akhirnya membuatku mengerti,duka apakah ini?.