Rabu, 28 Juni 2017

Waktu Sudah Berubah Tapi Aku...

Kumengadah menatap langit yang dipenuhi ledakan ledakan kecil kembang api  yang menyatu bersama hitam pekat warnanya. Kulihat ledakan yang indah bersama dengan kombinasi warna yang sangat menakjubkan. Ya benar,ledakan yang sangat indah untuk momen yang indah pula. Ramadhan segera pamit untuk pergi,namun bulan syawal sudah menunggu untuk ditemui. Waktu berlalu dengan sangat cepat,atau aku yang terlalu menikmati setiap detik bulan yang penuh berkah ini hingga tak terasa akan berlalu pergi. Bulan Syawal tiba,Lebaran pun tiba. Waktu berjalan tanpa kuduga sangat cepat berlalu. Segala momen terjadi seiring dengan perubahan setiap mili detiknya. Berbagai momen terjadi dan berbagai perubahan juga terjadi. Lebaran tahun ini sangat berbeda dengan tahun tahun sebelumya. Dimana aku harus beradaptasi dengan segala perubahan yang ada. Senang berbalut duka yang mengganggu hati tak bisa dikondisikan. Tak terasa eluh bening jatuh menetes pada pipi mengingat segala hal yang sudah terjadi. Sebegitu sayangnya kah tuhanku kepadaku? Namun aku masih saja terus melupakan kewajibanku sebagai hamba yang lemah dan tak berdaya.Ah aku mengadah lagi menatap langit ,kuucapkan syukur dalam hati atas setiap hal yang sudah Tuhan berikan untukku hingga saat ini bersama dengan perubahan waktu. Setiap perubahan yang terjadi atas setiap perubahan momen yang terjadi kusyukuri setiap incinya.

Lebaran ini memang begitu berat dimana aku harus menjalaninya tanpa sosok kakek yang senantiasa selalu ada pada setiap lebaran lebaran sebelumnya. lebaran pertama kali yang mengharuskanku datang dan menari bersama air mata di pusara kakek. Begitu berat,dadaku terasa sesak saat ku sentuh nisan yang tertuis nama kakek diatasnya. Masih ku tatap lekat lekat nisan itu menyadari bahwa aku harus ikhlas. Semua sangat berbeda tanpa kakek. Di mobil yang sama tempatku pulang ke kampung halaman,momen yang sama,bahkan kampung halaman yang sama. Tetapi rasanya berbeda. Bersama orang yang berbeda,kondisi yang berbeda. Perubahan Waktu mengharuskanku beradaptasi dengan hal hal yang baru. Suasana hati yang baru serta pribadi yang baru. Betapa perubahan waktu begitu membawa dampak yang besar bagi kehidupan setiap manusia. Betapa momen yang berubah disetiap detiknya penuh dengan rasa bahagia bersama dengan rasa sesal.

Waktu. Mengharuskanku berubah. Mengharuskan setiap momen berubah. Mengharuskan setiap hal yang dilaluinya berubah. mengharuskan perasaan dan suasana hati berubah. Terlihat sangat sepele dan remeh tapi sangat penting. Betapa waktu dengan sekejap dapat merubah segalanya. Dadaku terasa sesak mengingat setiap momen yang sudah terjadi. Hatiku terasa pilu melihat mereka yang juga meneteskan air mata kehilangan dengan penuh sesal karena harus beradaptasi akibat perubahan. Momen yang terekam tak akan pernah bisa diulang. Segala hal yang berubah tak akan bisa dikembalikan sama persis seperti yang semula. Orang yang pergi tak akan pernah bisa kembali.

Waktu. Terlihat sederhana tapi sangat rumit untuk dimengerti. Nikmati segala hal yang terjadi pada setiap detiknya. Jaga baik baik mereka yang sudah Tuhan karuniakan kepada kita sebagai rezeki kita. Karena jika tuhan memerintahkan waktu untuk mengambil semua yang sudah terjadi dan merubahnya,kita tak akan pernah bisa berbuat apa apa. Tak akan ada lagi. Hanya ada luka,duka dan kenangan. Tetap limpahkan syukur kepadaNya. Ikhlaskan segala hal yang sudah berubah bersama dengan waktu, Karena Waktu juga yang akan membawa sebuah kebaikan dibalik segala perubahan yang terjadi dengan seizin Tuhanku. Karena aku percaya,Tuhanku sayang padaku,Tuhanku maha tau yang tak ku ketahui. Dan perubahan waktu adalah bentuk kasih sayang Tuhanku kepadaku.

Kamis, 01 Juni 2017

Hijrahku Tak Semulus Doaku

Hijrah yang telah ku lakukan hingga sampai detik ini,membuatku sadar dan bangun dari mimpi yang selama ini ku rasakan. Semua hal yang ada disekitarku berubah hingga 180 derajat. Banyak hal yang membuatku mengerti bahwa keyakinan saja tidak pernah cukup untuk melakukan kewajiban besar seorang muslimah ini. Ketaqwaan saja tidak cukup karena kau tak sedang berhubungan dengan Allah saja ataupun iblis saja. Namun kau juga sedang berdiri melawan arus serta melawan orang orang yang kau sayangi sendiri. Orang orang yang kau bahagiakan ,orang orang yang kau sayangi serta orang orang yang begitu penting di setiap bagian hidupmu. Bisa kau bayangkan,bagaimana rapuhnya aku saat itu? Benar sekali,aku tak kuasa melawan mereka yang ku sayangi. Mereka yang dengan jelas dan dengan terang mengatakan tidak pada perjalanan hijrahku. Mereka yang menolak perubahan yang ada pada diriku. Mereka yang mengatakan ketidak relaannya kehilanganku karena proses hijrahku. Ketakutan mereka terhadap hijrahku membuat aku terasa lemah. Tak mampu lagi berpikir jernih hingga sampai Tuhanku membantuku berdiri ,memberiku kemantapan hati . Dan disinilah aku sekarang,berdiri sendiri berusaha tegar dihantam dengan berjuta caci maki maupun hina karena masa laluku. Cacian yang begitu merajam hati dengan daalamnya.

Dengarlah wahai saudaraku,aku tak pernah benar benar berubah. Aku masih saja temanmu yang dulu sahabatmu yang akan memelukmu dengan sangat hangat. Yang akan tetap menjadi payung teduhmu untukmu berkeluh kesah. Aku tak pernah kemana mana dan tak akan pergi kemana mana. Hanya saja jalan yang ku tempuh kini sudah berbeda,jalan yang ku tempuh kini hanya ingin meraih RidhoNya ,tak pernah ada yang lain. Jalan yang membuatku kini merasa sendiri dan berjalan sendirian. Meratapi setiap langkah yang mengharuskan ku kehilangan satu persatu mereka yang kusayangi. Begitu perih,begitu menyakiti hati hingga semuanya terasa hampa dan hanya tinggal kekosongan, Mereka yang kusayangi satu per satu berjalan mundur. Berjalan menjauh dan membelakangiku. Yang tersisa hanyalah kesendirian kesepian serta tangis bermunajat kepada Rabbku. Ingin ku keluhkan,tetapi inilah pilihanku.

Tak cukup sampai disitu saja,mereka yang tidak cukup mengenalku juga tak sungkan meghujat menghina serta memaki, Pandangan tajam yang begitu menusuk jantungku,kata kata kasar yang begitu  membuat telingaku perih. Perlakuan yang begitu tidak sopan pun ku terima. Kata kata "Teroris,seperti ibu ibu dann wanita munafik" pun juga ku terima. Aku terima semua yang mereka berikan padaku. Ku terima setiap hal yang mereka limpahkan padaku. Walaupun begitu sangat menyakiti,begitu perih untuk didengar bahkan begitu sakit untuk dirasakan. Aku akan tetap mencoba berdiri setiap kali aku jatuh oleh mereka. Tak kan ku benci apapun yang sudah mereka lakukan. Mereka hanya belum mengerti indahnya jatuh cinta dengan Rabbku. Mereka hanya belum mengerti yang ku sebut dengan kebahagiaan hakiki.

Saudaraku,aku hanyalah wanita akhir jaman. Yang bahkan masa lalunya masih penuh dengan lumuran dosa yang tak bisa dihitung berapa jumlahnya. Aku hanyalah gadis biasa seperti mereka yang tidak pernah sempurna dari dosa . AKupun masih belajar menjadi pribadi yang lebih baik untuk tidak melakukan dosa di masa laluku. Hidayah Nya juga tak tau kapan datangnya dan aku tak bisa menebaknya. Aku terima semua caci maki yang memang ditujukan untukku. Aku terima semua perlakuan kasar mereka kepadaku. Aku selalu mengadu kepada Rabbku untuk kebaikan mereka semua bersama dengan air mata disetiap sepertiga malamku. bersama dengan sujud dan bermunajat atas luka dan perih yang mereka beri kepadaku. Kuharapkan setiap kebaikan datang kepada mereka. Untuk mereka yang selalu aku sayang disetiap doaku tak pernah absen kusebutkan.
Perjalanan hijrahku sangat tidak mudah bahkan tak pernah mulus. Tak semulus harapanku yang selalu kupanjatkan kepada RAbbku. Tak semulus doa yang selalu ku munajatkan disepertiga malamku. Tapi inshaallah tidak akan luntur niatku. Tidak akan aku berhenti belajar, Mungkin hatiku bisa remuk berkali kali karena mereka yang mencaci,namun Rabbku bisa membuatnya Utuh berkali kali juga untuk tetap berdiri walaupun sendiri.