"Kebaikan itu nyata", kataku. Entah bagaimana datangnya, bagaimanapun asalnya dan bagaimanapun bentuknya, bagiku kebaikan itu nyata. Segala jenis kebaikan , kebaikan kepada sesama manusia, kebaikan kepada makhluk allah yang lain pun,segala hal yang baik pastilah benar. Dan segala hal yang benar belum tentu baik. Kenapa bisa begitu ya ? Iya, akupun juga tidak mengerti. Beberapa orang menghalalkan segala cara yang dianggapnya benar, namun melukai hati saudaranya sendiri. Sesama muslim, maksudku. Itukah yang dinamakan kebenaran? Adakah kebaikan disesuatu hal yang menyakiti hati orang lain? Tidak menurutku. Tidak juga bagiku. Jika itu benar, pastilah belum tentu baik. Jika itu baik, pastilah benar. InsyaAllah. Beberapa orang lagi berusaha menasehati hal yang benar kepada orang yang lain, dengan kata kata yang cenderung kasar, niatnya benar tapi apakah itu baik? Tidak juga, menurutku. Beberapa orang lagi, bersembunyi dibalik banyak orang yang lain mengatas namakan kebenaran, berkelompok kelompok untuk meraih kebenaran dengan menjatuhkan dan memfitnah kelompok atau golongan yang lain. Mungkin baginya benar, tapi apakah itu baik? Tidak juga, menurutku.
Hmm. Di akhir zaman ini, beberapa orang datang kepadaku, menangis tersedu sedu. Ada yang bilang mereka telah disakiti oleh teman dekatnya, ada yang bilang telah dikhianati kekasihnya, ada juga yang bilang bermasalah dengan keluarganya. Hatinya rapuh, pikirannya melayang, jiwanya goyah. Aku memeluk mereka dengan sangat erat, tanpa kata. Hanya itu yang bisa ku lakukan. Mendengar dan kemudian mendoakan. Beberapa orang lagi datang kepadaku, dengan wajah murung mata yang berkaca kaca lelah pada hidup hingga ingin berputus asa. Kupegang pundaknya lalu kupeluk dengan hangat sembari mengatakan "Kau masih punya Allah dan aku",bisikku pada telinganya. Tak ada lagi yang bisa kulakukan. Mendengarkan dan mendoakan, lagi. Beberapa lagi datang mengatakan bahwa kebaikan hanyalah ilusi,semua orang sedang memikirkan diri sendiri. Hmmm. Tidak. Kebaikan itu nyata. Jika tidak nyata, maka rasulullah salallahu alaihi wassalam pun tidak akan ada. Pada kenyataannya, beliau ada. Beliaulah yang menggambarkan dengan secara nyata bahwa kebaikan itu ada. Its exist. But we cant apply this to our life. Akhlaq beliau pada sesama adalah kebaikan yang nyata.
Hm. Inti tulisanku ini adalah, jika kita tidak bisa membuat ataupun menciptakan kebahagiaan pada hidup seseorang, setidaknya jangan membuat mereka berputus asa pada rahmat Allah. Maksudku, janganlah membuat asumsi pada pikiran mereka bahwa "orang baik" itu tidak ada. Setidaknya, jikalau memang kita adalah korban ketidak baikan karena seseorang, mari menjadi orang baik bagi mereka. Bagi orang orang disekitar kita. Jika kita adalah korban kekecewaan dari ketidak baikan saudara saudara kita yang masih terbelenggu nafsu dunia, mari kita menjadi orang baik itu. Aku percaya, segala hal yang baik akan berakhir baik. Aku percaya bahwa hal yang baik, akan memberi pengaruh baik pada orang orang disekitarmu.
Jadi, jikalau memanglah kebaikan itu tidak ada pada zaman ini, maka mari jadi satu satunya orang baik. Aku tau itu tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa. Setidaknya jika tidak banyak, masih ada satu orang baik disetiap lingkungan disekitarmu. Kamulah itu orangnya, yang sedang membaca tulisan ini, orang baik.
Hmm. Di akhir zaman ini, beberapa orang datang kepadaku, menangis tersedu sedu. Ada yang bilang mereka telah disakiti oleh teman dekatnya, ada yang bilang telah dikhianati kekasihnya, ada juga yang bilang bermasalah dengan keluarganya. Hatinya rapuh, pikirannya melayang, jiwanya goyah. Aku memeluk mereka dengan sangat erat, tanpa kata. Hanya itu yang bisa ku lakukan. Mendengar dan kemudian mendoakan. Beberapa orang lagi datang kepadaku, dengan wajah murung mata yang berkaca kaca lelah pada hidup hingga ingin berputus asa. Kupegang pundaknya lalu kupeluk dengan hangat sembari mengatakan "Kau masih punya Allah dan aku",bisikku pada telinganya. Tak ada lagi yang bisa kulakukan. Mendengarkan dan mendoakan, lagi. Beberapa lagi datang mengatakan bahwa kebaikan hanyalah ilusi,semua orang sedang memikirkan diri sendiri. Hmmm. Tidak. Kebaikan itu nyata. Jika tidak nyata, maka rasulullah salallahu alaihi wassalam pun tidak akan ada. Pada kenyataannya, beliau ada. Beliaulah yang menggambarkan dengan secara nyata bahwa kebaikan itu ada. Its exist. But we cant apply this to our life. Akhlaq beliau pada sesama adalah kebaikan yang nyata.
Hm. Inti tulisanku ini adalah, jika kita tidak bisa membuat ataupun menciptakan kebahagiaan pada hidup seseorang, setidaknya jangan membuat mereka berputus asa pada rahmat Allah. Maksudku, janganlah membuat asumsi pada pikiran mereka bahwa "orang baik" itu tidak ada. Setidaknya, jikalau memang kita adalah korban ketidak baikan karena seseorang, mari menjadi orang baik bagi mereka. Bagi orang orang disekitar kita. Jika kita adalah korban kekecewaan dari ketidak baikan saudara saudara kita yang masih terbelenggu nafsu dunia, mari kita menjadi orang baik itu. Aku percaya, segala hal yang baik akan berakhir baik. Aku percaya bahwa hal yang baik, akan memberi pengaruh baik pada orang orang disekitarmu.
Jadi, jikalau memanglah kebaikan itu tidak ada pada zaman ini, maka mari jadi satu satunya orang baik. Aku tau itu tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa. Setidaknya jika tidak banyak, masih ada satu orang baik disetiap lingkungan disekitarmu. Kamulah itu orangnya, yang sedang membaca tulisan ini, orang baik.