Ada batas dimana aku tak pernah
bisa memahami setiap detak jantung yang ditimbulkan bersama dengan momen yang
sedang kualami. Ada saat dimana aku hanyalah seorang hamba yang tak pernah bisa
melangkah jauh tanpa ridho rabbku. Aku haruslah mengikuti setiap aturan yang
ada. KU harus mengikuti aturan main dunia yang semakin tak menentu kemana
arahnya. Ku harus siap dijatuhkan kapanpun waktunya. Dan disinilah aku
sekarang. Masih tertunduk terpaku berusaha berdiri berkali kali namun tak
menemui perpindahan sama sekali. Tak menemui adanya perbedaan jarak . Tak
menemui arti dari sebuah perbedaan. Disinilah aku sekarang yang masih berkutat
dengan masa lalu yang tak bisa dibilang indah juga tak bisa dibilang sempurna.
Yang masih merintih menahan sakit untuk bekas luka yang ditimbulkan oleh sisa
sisa masa lalu. Apa yang sedang terjadi padaku? Memori segala kenangan
kehilangan memutar dikepalaku,tak bisa kuenyahkan begitu saja.
Kesendiran,kesepian serta keterpurukan kembali melanda. Hingga kau hadir lagi
sebagai sosok baru dan mencoba merubah segalanya. Bolehkah kusebut itu,”Harapan
Baru?” bolehkah?
Ya,tuan kau datang tanpa beban.
Kau masuk kedalam ruang yang dulunya telah dihancurkan dengan begitu parah. Kau
masuk kedalam ruang yang didalamnya aku masih takut akan terjadi lagi seperti
dahulu. Traumakah aku? Mungkin saja. Tuan,kau tunjukkan aku segala hal yang kau
sebut dengan duniamu. Kau berikan tanganmu untuk membantuku yang sedang duduk
sendiri ,kau bantu aku bangkit dari rasa sakit yang sudah kupendam satu tahun
lamanya. Hanya saja ku takut,aku tak bisa memberikan apa apa kepadamu karena
keterbatasanku atas kewajibanku sebagai hamba untuk rabbku. Ku tak bisa
menjanjikan apa apa selain mendoakanmu disetiap akhir dari sujudku. Tidakkah
itu lebih penting dari setiap kata yang harus kukatakan kepadamu? Bukankah yang
diam diam itu jauh lebih indah daripada yang berterus terang? Dengar
tuan,kehadiranmu memang istimewa. Tapi tetap saja ku tak bisa melakukan apa
apa. Ku hanya bisa mendoakanmu untuk setiap langkah yang kau pilih. Atau bahkan
jika kau harus tak dibersamakan denganku,ku bisa apa tuan? Tidakkah takdirNYA
jauh lebih baik daripada kita? Ku hanya bisa berikhtiar
mendoakanmu,selanjutnya? Biarkan tuhan yang memilihkan jalan kemana kamu dan
aku akan melangkah. Akupun tak tau apa yang kau rasakan sekarang. Sekedar
singgahkah? Atau menetap? Ku serahkan semuanya hanya kepada rabbku.
Kehadiranmu membuatku mengerti
art perpindahan yang dibalut dengan rasa bahagia akibat dari HARAPAN BARU. Aku
bahkan tak mengerti apa apa saja yang sudah kau lakukan untuk itu? Padahal
hanya hal hal sederhana tapi rasanya kau
sudah memberikan GAYA yang cukup besar hingga membuat perpindahan terjadi. Tapi
tetaplah ingat tuan,bukan ku menyembunyikan apapun bukan ku ingin menyakitimu
hanya saja aku masih takut. Seandainya saja ku bisa ceritakan semuanya.
Seandainya saja kau bisa mengerti. Seandainya saja perpindahan yang kau buat
bukan perpindahan yang tak berarah. Seandainya saja perpindahan itu
bertujuan. Ah sudahah apa yang sedang
kupikirkan? Aku tak bisa berharap apa apa dari perpindahan yang kau berikan.
Aku tak bisa berharap apa apa bahkan dari yang kusebut HARAPAN BARU. Tapi aku percaya setiap perpindahan kecil terjadi
atas seizinNYA. Juga bersama nya dihadirkan setiap INCI HARAPAN BARU YANG
POSITIF. INSHAALLAH.