Ku berjalan
menyusuri setiap jalan setapak yang ingin kulalui bersama setiap langkah kaki.
Ku berjuang menapaki setiap inci yang ada mmembarka segala kerikil menusuk
setiap tapak kaki. Kubiarkan lukanya terasa sakit dan kubiasakan rasa sakitnya
didalam diriku. Kunikmati setiap rasa sakit yang tumbuh,dan kubiarkan semuanya
terasa sakit. Luka yang tak pernah kunjung sembuh. Luka yang selalu menguak
duka lama. Luka yang disebabkan oleh setiap kisah baru yang ada. Pasti akan
sembuh. Entah dalam jangka waktu yang lama ataupun jangka waktu yang cukup
singkat. Disinilah aku sekarang,berdiri merengkuh setiap luka yang menyesakkan
diri . Bukan karena masa lalu,bukan karena duka yang telah ada,atau duka karena
yang sudah lama terkuak kembali. Bukan. Duka karena kisah baru bersama dengan
orang baru .
Tak bisakah dia melihat
bagaimana aku tertatih menggenggam luka di tangan? Tak bisakah mereka melihat
mata yang menyorot pada setiap kesedihan. Aku yang terlalu pandai
menyembunyikan luka ataukah mereka yang terlalu buta melihat. Ku masih ingat
betul,bagaimana kita disatukan dalam sebuah kerjasama yang membuat kita
melakukan beberapa janji untuk selalu ada. Beberapa janji untuk berjalan
sejajar,hingga jika ada yang terjatuh satu sama lain dapat membantunya berdiri.
Tetapi kini kemankah mereka semu yang berjanji akan selalu ada. Berjanji akan
membantu berdiri sendiri. Aku masih sendiri merengkuh luka memeluk duka dan
berdamai dengan kesendirian kekosongan dan keterpurukan. Tidakkah satupun dari
mereka melihat semuanya sedang tidak baik baik saja? Tidakkah?
Apa yang salah denganku? Aku
selalu mencoba berlari mengejar ketertinggalanku untuk berjalan sejaja
denganmu,tapi mengapa kau biarkan aku terjatuh tersungkur sendirian? Inikah
yang kau sebut dengan kebersamaan? Yang selalu kau teriakkan kepada ku bahwa
kita adalah sebuah keluarga tak sedarah? Inikah? Bagaimana mungkin setiap
keluarga bias membiarkan keluarga yang lain jatuh tersungkur sendirian. Menahan
luka sendirian dan melawan kesendiriannya juga pun sendiri. Ku sudah muak
dengan segala hal yag tak pernah ada akhir. Ku lelah melupakkan setiap inci
dari rasa sakit yang kurasakan kini. Benar sekali,aku jatuh cinta pada setiap
kebersamaan bersama mereka, Jatuh cinta pada setiap kenangan yang telah di
lalui bersama. Namun,terlalu sakit untuk membuat semuanya terasa baik baik
saja.
Aku tak mengerti apa yang sedang
luka lakukan padaku. Hingga setiap butirnya tak kunjung sembuh dan membaik.
Semuanya masih terasa perih dan pedih. Taka da satupun yang bias kuajak berbagi
untuk bersama sama berdiri. Ku sendiri,terpuruk dan tersungkur. Berpura pura
segalanya sangat baik,dan berharap setiap lukanya akan sembuh. Sembuh pada
waktu yang tepat bersama orang yag tepat.