Sudah. Sudah kuletakkan hatiku matang matang tepat didepanmu. Sudah kubiarkan semuanya berjalan untuk tak lagi menghadapmu. Sudah kuarahkan semua pikiranku dan semua pandangan untuk tak lagi berjalan searah denganmu. Semuanya sudah sangat berubah semenjak kau memutuskan untuk lebih memilih berjalan bersama dia dijalan yang bahkan kau tak pernah lewati bersamanya. Kau teruskan langkahmu berjalan berlalu membelakangiku,meninggalkan aku dan memilih untuk tetap bertahan melangkah kedepan tanpa melihatku yang dibelakangmu masih terduduk tersungkur menunggu kehadiranmu. Akankah ini menjadi akhir dari kisah cinta dan semua harapan harapan indah yang sudah kita panjatkan bersama? Inikah jawaban dari setiap doaku bersama tuhan disetiap malam yang tak pernah absen kusebutkan namamu untuk setiap baitnya? Apakah takkan ada lagi harapan yang akan terbentuk dan doa doa yang saling bertaut meskipun tak dijalan yang sama? Bisakah?
Oh tuan. Tak kah kau mengerti betapa hati telah mencoba mengukuhkan bentuknya hanya untuk bertahan denganmu. Bukankah kita sudah merangkai asa bersama untuk tetap berjalan di jalan yang sama? Lalu mengapakah kau kini memilih pergi bersama orang yang bahkan kau tak tau bagaimana dia akan membantu berdiri ketika kau jatuh? Bisakah dia lebih baik dari diriku? Akankah dia mengutamakanmu daripada dirinya seperti yang ku lakukan kepadamu disetiap waktuku? Tuan. Rintihan hatiku terus berteriak memanggil namamu,menangis berharap kau akan kembali bersama dengan asa yang telah kau simpan hanya untuk kita wujudkan bersama. Aku merangkak meraih setiap jengkal langkah kakimu hanya untuk bisa berdiri dan berjalan sejajar denganmu. Namun,kau tetap memilih pergi tanpa menengok sedikitpun kearahku.
Jikalah memang ini akhir dari setiap doa dan cinta yang telah kupertahankan selama ini kepadamu. Dan jikalah memang tak kan ada lagi cerita yang akan menceritakan tentang aku dan kamu pada setiap paragarafnya,maka kan ku biarkan kau pergi. Pergi untuk mencari setiap inci kebahagiaanmu yang mungkin aku tak pernah bisa memberimu. Kan ku lepaskan kau dengan hati yang ikhlas dan tak ingin berlari kearahmu sekali lagi . Semuanya akan kusudahi akhir dari setiap chapter yang selalu ku tulis masih tentang kamu. Tuan,cinta yang kupunya tak pernah bisa melihatmu tersakiti dan untuk iu akan berjalan berlawanan arah denganmu agar kita tak akan pernah bisa berjalan sejajar lagi. Tak kan ada yang mengusik hidupmu lagi bersamanya. Kan kubunuh dan kumusnahkan setiap inci dari hati yang masih mencoba mengingat tentangmu. Kan ku redam rasa rindu yang masih ingin merengkuhmu sekali lagi. Kan ku coba lagi untuk kesekian kalinya
Tuan,jikalah memang dia pilihan hati yang seharusnya bisa mendampingi hidupmu hingga nanti,maka aku akan mundur dan menjauh. Melupakan segala inci kenangan dari aku dan kamu yang mungkin bisa merajam hati dan melukai diri. Mengikhlaskan setiap langkah mu untuk pergi dan berjalan bersamanya. Tidak lagi bersamaku. Tidak lagi tentang aku. Dan tidak lagi tentang kita. Kusesalkan mengapa kau bertemu dengandia dan memilih berjalan bersamanya. Semoga tuhan selalu bersamamu tuan. Dan semoga dia bisa memberimu kebahagiaan sebanyak aku,mendoakanmu sesering aku menyebut namamu disetiap bait doaku. Inilah akhir kisahku dengan mu. Tak akan ada laginchapter yang kuceritakan tentangmu. Selamat tinggal,tuan.
Oh tuan. Tak kah kau mengerti betapa hati telah mencoba mengukuhkan bentuknya hanya untuk bertahan denganmu. Bukankah kita sudah merangkai asa bersama untuk tetap berjalan di jalan yang sama? Lalu mengapakah kau kini memilih pergi bersama orang yang bahkan kau tak tau bagaimana dia akan membantu berdiri ketika kau jatuh? Bisakah dia lebih baik dari diriku? Akankah dia mengutamakanmu daripada dirinya seperti yang ku lakukan kepadamu disetiap waktuku? Tuan. Rintihan hatiku terus berteriak memanggil namamu,menangis berharap kau akan kembali bersama dengan asa yang telah kau simpan hanya untuk kita wujudkan bersama. Aku merangkak meraih setiap jengkal langkah kakimu hanya untuk bisa berdiri dan berjalan sejajar denganmu. Namun,kau tetap memilih pergi tanpa menengok sedikitpun kearahku.
Jikalah memang ini akhir dari setiap doa dan cinta yang telah kupertahankan selama ini kepadamu. Dan jikalah memang tak kan ada lagi cerita yang akan menceritakan tentang aku dan kamu pada setiap paragarafnya,maka kan ku biarkan kau pergi. Pergi untuk mencari setiap inci kebahagiaanmu yang mungkin aku tak pernah bisa memberimu. Kan ku lepaskan kau dengan hati yang ikhlas dan tak ingin berlari kearahmu sekali lagi . Semuanya akan kusudahi akhir dari setiap chapter yang selalu ku tulis masih tentang kamu. Tuan,cinta yang kupunya tak pernah bisa melihatmu tersakiti dan untuk iu akan berjalan berlawanan arah denganmu agar kita tak akan pernah bisa berjalan sejajar lagi. Tak kan ada yang mengusik hidupmu lagi bersamanya. Kan kubunuh dan kumusnahkan setiap inci dari hati yang masih mencoba mengingat tentangmu. Kan ku redam rasa rindu yang masih ingin merengkuhmu sekali lagi. Kan ku coba lagi untuk kesekian kalinya
Tuan,jikalah memang dia pilihan hati yang seharusnya bisa mendampingi hidupmu hingga nanti,maka aku akan mundur dan menjauh. Melupakan segala inci kenangan dari aku dan kamu yang mungkin bisa merajam hati dan melukai diri. Mengikhlaskan setiap langkah mu untuk pergi dan berjalan bersamanya. Tidak lagi bersamaku. Tidak lagi tentang aku. Dan tidak lagi tentang kita. Kusesalkan mengapa kau bertemu dengandia dan memilih berjalan bersamanya. Semoga tuhan selalu bersamamu tuan. Dan semoga dia bisa memberimu kebahagiaan sebanyak aku,mendoakanmu sesering aku menyebut namamu disetiap bait doaku. Inilah akhir kisahku dengan mu. Tak akan ada laginchapter yang kuceritakan tentangmu. Selamat tinggal,tuan.