Ku
buka mata perlahan melihat semuanya tak lagi sama. Merasa sesuatu yang tak
biasa ku rasa. Ku rasa sepi beraroma kopi ditangan,bernada sunyi dan
bertamengkan duka. Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Duka apa yang sedang
kurasakan hingga tak mampu ku deskripsikan dengan bait kata yang akan ku tulis.
Entahlah,semuanya begitu asing dan begitu sakit. Dadaku terasa sesak saat
menyadari semua yang telah kujalani kini jauh berbeda. Setiap waktu memang
berputar ,membawa setiap kenangan yang ada kepada dua pilihan, tetap ada atau
tehapuskan. Memungkinkan terbentuknya suatu kenangan baru yang mungkin juga
akan dilupakan. Semuanya memang sudah sangat berbeda. Aku merintih melirih
merasakan sakit saat melepaskan dia bersama dengan orang lain. Aku meratap
meluapkan apa yang ku rasakan saat membiarkan sahabatku lamaku pergi. Inikah
kehidupan? Inikah yang tuhan katakan bahwa cinta diciptakan pada setiap jiwa
manusia? Sesakit inikah mencintai seseorang?
Semuanya
begitu gelap sangat gelap seperti saat aku melepaskanmu hanya demi mencintai
rabbku. Semuanya masih begitu perih saat aku melepaskan sahabat lamaku bersama
dengan sahabat lamanya. Rasaku masih sama seperti saat aku tuliskan setiap
lembar kata yang ada pada setiap draft yang ku buat. Rasanya masih ada. Rasa
yang sama. Namun cerita dan waktunya sudah sangat berbeda. Duka apakah ini ?
Begitu sakit saat mengingat kenangan kenangan indah yang seharusnya sudah
terbuang begitu saja. Mengapa masih ada duka? Bukankah aku sudah mencoba
merelakan segalanya,tuhan?Duka apakah ini? Bisakah kau jelaskan padaku tentang
sakit yang kurasakan saat aku mengingat mereka yang sudah pergi?
Ku
diamkan diirku sejenak. Duduk tersungkur beralaskan lutut. Bertekuk meratapi
apa yang sudah terjadi. Tak lama kemudian,ku rasakan air jatuh membasahi
tanganku. Apa ini? Air matakah? Duka apa yang sebenarnya sedang ku rasakan
hingga sakit dan air mata pun bertemu. Separah inikah dukanya hingga aku tak
sadar bulir air mata jatuh menetes. Begitu pilu kisahku hingga aku tak bias merasakan
sakit yang begitu membuat dadaku sesak dan mataku berkunang kunang. Sebegitu pilukah?
Aku
memang bukanlah orang yang ingin bertopengkan kepura puraan. Aku hanyalah
seorang manusia yang hanya punya rasa. Mengandalkan cinta sebagai anugrah dari
apa yang sudah tuhanku firmankan. Kesedihanku,kepiluanku dan kedukaanku juga
menjadi bagian dari setiap jalan hidupku. Aku percaya akan ada hal indah yang
akan kutemui setalah merasakan duka ini.Yang kutahui,rabbku begitu adil,dan tak
pernah berbuat curang. Semua yang dilakukanNya adalah setiap keindahan yang
bahkan kita masih belum bias mengerti. Aku sangat percaya akan ada anugrah
tuhan yang akhirnya membuatku mengerti,duka apakah ini?.