Minggu, 18 November 2018

Tulisan Terakhirku Untukmu

Aku tidak tahu sudah berapa banyak tulisan yang tertulis ikhlas untukmu. Dan mungkin ini akan menjadi tulisan terakhir yang aku tulis untukmu dan mengenaimu . Mengapa aku begitu yakin? Iya, karena aku sudah melihat jawaban dari matamu, kusudah melihatnya dengan sangat jelas. Bahwa kamu memang bukan untukku , entah seberapa keras aku berusaha untukmu, akan menjadi kesia sia an yang nyata. Entah seberapa lama aku memperjuangkanmu dan bagaimanapun upayaku untuk membuatmu bahagia semua akan sia sia. karena kau tidak pernah memilih aku. Belum selesai dengan kisah masa lalumu, yang harus kucoba lawan aku sudah melihatmu dengan orang yang baru. Foto berjajar berdua dengan dia, yang bahkan ku tak mengenalnya siapa dia. Kau memang orang baik, kamulah rahmat bagi banyak orang sedemikian sehingga banyak yang mengangumimu. Aku mengerti mengapa dia mengagumimu, pun juga dengan aku.  Bisa kau bayangkan perasaanku? Iya seperti itu, sedikit kecewa karena ulahku sendiri. Karena salahku sendiri:) Aku yang membuat harapan itu ada dan menyakitiku sendiri. Aku tang salah mengartikan segala bentuk kebaikanmu, padahal kau pun melakukan hal yang sama pada mereka. Padahal kau sudah punya pilihan hati sendiri. Tapi ketauhilah, aku bukanlah perempuan yang mudah terbawa perasaan. Jika kau baca tulisan ini, berati kau akan mengetahui bagaimana aku yang sebenarnya. Aku bukanlah tipikal orang yang mudah jatuh cinta pada siapapun, hanya pada orang orang tertentu yang bahkan aku tidak tau mengapa alasannya. Itulah sebabnya aku tidak mudah melupakan , tetapi tunggu. Aku akan berusaha, karena tidak mudah bukan berati tidak bisa. Cara ini salah, jadi aku akan mengakhirinya.   Aku pikir ini memang sudah jalan kita, jalan kita berbeda.  Aku tau kita berbeda cara pandang kita berbeda akan menyikapi satu hal. Seandainya kau tau bahwa aku ingin sekali melihat sesuatu sama dengan caramu melihat. Seandainya aku bisa menjadi dia, maka aku ingin mebjadi seperti dia yang kau pilih. Seandainya , kau bertemu denganku lebih dulu daripada dia. Seandainya kau tau bahwa aku benar benar ingin mendampingimu hingga pada titik terbawahmu. Mendengar keluh kesahmu akan hal yang membuatmu marah dan kesal, mendengar setiap inci masalahmu. Dengar, walaupun organisasi membuatku menjadi lebih tinggi darimu, tapi aku akan lebih memilih menjadi pendampingmu. Akan tetap mendengar hal hal yang kamu nasihatkan dan melakukannya. Ketauhilah aku lebih suka dipimpin olehmu. Karena bagaimanapun kodrat wanita adalah dipimpin dan dibimbing,kuharap dialah kamu.  Ah sudahlah berandai andai itu tidak baik. Menyalahi takdir itu tidak baik.


Dengar, bukanku ingin pergi bukan. Tapi kamu yang memintaku pergi. Sikapmu yang dingin, ditambah dengan foto fotomu bersama orang lain. Juga dengan berbagai hal yang menunjukkan bahwa aku sedang buang buang waktu padamu. Kau tau? Bunda khadijah saja saat tertarik pada akhlaq rasulullah beliau berusaha mencari tau. Pun juga denganku yang sedang berusaha mencari tau, tapi sayangnya kau tutup semua jalan. Kau tak pernah membiarkan aku masuk. Dan kumengerti, karena kau sudah memiliki dia. Mohon maafkan aku.  Seandainya kau tau aku sedang menunggu. Doaku tak pernah habis menyebut namamu. Doaku tak pernah habis untuk segala kebaikan mu. Tapi sudahlah memang ini yang terjadi, aku harus merelakanmu untuk yang terakhir kali. Semoga kau sehat selalu, semoga dia mampu menjaga dan mendoakanmu tanpa henti. Semoga dia akan mendampingimu dalam susah dan sedihmu. semoga dialah yang kau mau, semoga dia jawaban dari doa doa panjangmu. Semoga dia menjaga dirinya sebaik aku. InsyaAllah.  Semoga kamu bahagia. Akan kuakhiri dengan segala kesedihan didalam hati, akan kuakhir dengan keikhlasan yang InsyaAllah tidak membutuhkan waktu lama untuk stagnan dalam kesedihan.  Akan kuusahakn, akan kupaksakan. Aku tertarik padamu karna Allah, karna akhlaqmu karna ketaqwaanmu,karena kebaikanmu pada sesama umat. Terimakasih untuk hal hal indah dan segala kebaikan  yang pernah kita lalui semoga kamu tidak melupakannya.

Dariku, yang selalu ingin mendampingimu tapi tak bisa. Dariku yang sudah memperjuangkanmu tapi tak pernah berhasil. Segala hal yang berawal akan selalu memiliki akhir. Seperti halnya kisahku denganmu ini.
Selamat tinggal.
Ditulis disebuah kamar , dengan keraguan yang membuncah melawan sakit hati namun juga rindu. Meredam amarah sekuat tenaga agar tidak menyakiti siapa sipa. Selamat tinggal, B. Semoga Allah melindungimu, mrnjagamu dan bahagia selalu ya. :)
Minggu 4 november 2018 8.17 a.m

Tidak ada komentar:

Posting Komentar